Mengembangkan Pendidikan Dayah

MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN DAYAH
Oleh: Tabrani. ZA

Islam Aceh nyaris identik dengan Islam dayah; Islam sejarah yang diupayakan berdasar pada sumber otentik melalui khazanah intelektual dan keilmuan Islam klasik. Melalui sumber itu, Islam kemudian dimaknai, diinterpretasikan, dan dekontekstualisasikan ke dalam lokalitas konkret dan waktu yang terus berjalan.
Visi dan misi Islam semacam itu ditubuhkan dalam pendidikan yang dikembangkan dayah. Pada sisi ini sumbangsih dayah bagi Islam dan Aceh sama sekali tidak dapat diabaikan. Namun fenomena kekinian memperlihatkan, dayah kurang memiliki kemampuan yang memadai dalam menangkap realitas yang berkembang dalam masyarakat. Dayah, misalnya, terkesan agak lamban dalam merespons perkembangan yang terjadi. Selain itu, sistem pendidikannya agak bersifat sporadis, dan belum dikembangkan secara utuh. Karena itu, akibat paling tampak dalam adalah kurang berperannya dayah saat ini dalam pengenalan dan penyebarluasan Islam yang lebih kontekstual dan dalam pengembangan masyarakat yang benar-benar mandiri dan berperadaban.
Kenyataan itu menuntut dayah untuk mengembangkan sistem pendidikannya secara lebih arif. Dalam bahasa lain, dayah dituntut untuk melakukan reformulasi pendidikan yang saat ini sedang berjalan.
Sebagai langkah awal, pola dan sistem pendidikan dayah hendaknya dirumuskan dalam suatu kurikulum yang benar-benar viable, tanggap terhadap segala perubahan dan kebutuhan riil masyarakat, tapi sekaligus tetap mencerminkan jati diri dayah yang hakiki. Pada saat yang sama kebijakan atau implementasi konkret yang mencerminkan hal tersebut merupakan aspek yang sama sekali tidak dapat diabaikan.
Dalam kerangka itu, kesiapan dayah untuk menilai diri sendiri secara kritis serta jauh dari sikap apologetik menjadi suatu keniscayaan yang perlu dilakukan. Dayah harus berani mempertanyakan kekurangan dan kelemahan yang dialaminya selama ini. Misalnya, apakah pola kebijakan pendidikan yang dikembangkan selama ini telah benar-benar diarahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, berpijak pada nilai-nilai substansial agama Demikian pula apakah pendidikannya telah mengemban misi dayah yang seutuhnya, yaitu pengembangan Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam. Dari telaah itu kemudian dikembangkan suatu rumusan kurikulum dan kebijakan yang sesuai dengan permasalahan yang ada.
Melalui telaah diri dan perumusan kebijakan itu, lembaga pendidikan Islam itu diharapkan mampu memberikan sumbangan yang lebih berarti dalam mengantarkan masyarakat dan anak didik sebagai generasi penerus yang memiliki wawasan Islam yang luas serta kepedulian yang besar untuk ikut berdarma bakti secara aktif dan signifikan kepada negara, masyarakat dan bangsa.
Pada saat yang sama, dayah dituntut pula untuk “melihat ulang” pola dan substansi dakwah yang dilakukan kepada masyarakat luas. Dayah hendaknya meletakkan aspek kegiatan itu secara padu, sistematis dan interdependensi dengan pendidikan dayah secara keseluruhan. Melalui pola itu, aktivitas tersebut diharapkan tidak terkesan sekadar kegiatan sampingan, atau aktivitas yang “dilepas liar” dari sistem pendidikan dayah. Bersamaan dengan itu, lembaga pendidikan agama Islam ini perlu menekankan dakwahnya pada pengembangan kesadaran masyarakat mengenai hak dan kewajiban mereka, khususnya dalam konteks kedudukan mereka sebagai warga negara.
Hasil dari pengembangan pendidikan dalam kerangka dan pola semacam itu diharapkan akan menghindarkan dayah dari inertia, dan semacam sikap “kepanikan”, serta sekaligus terlepas dari sikap overprotected yang tampak begitu kental pada sebagian dayah. Sebaliknya, hal itu akan memunculkan suatu kebijakan dan tindakan yang berkesinambungan, terbuka, dan responsif. Semua itu dilakukan dengan tetap didasarkan pada anutan yang telah menjadi keyakinan dayah.
Semua upaya itu diharapkan akan berdampak positif bukan hanya bagi dayah semata, tapi juga bagi masyarakat luas. Melalui upaya yang tidak kenal henti untuk selalu meningkatkan kemampuan tersebut, dayah diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi bangsa Aceh, terutama dalam mengembangkan Islam lokal yang berkomitmen kokoh bagi pelestarian Bangsa Aceh khususnya dan Indonesia umumnya. Juga enlighting dan transformatif bagi penguatan dan pengembangan masyarakat sipil yang religius dan berperadaban.
Download

0 komentar:

Post a Comment